Laman

Sabtu, 09 Februari 2013

[Makalah] Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal ini dapat dirasakan dampaknya melalui kebijakan-kebijakan pembangunan dalam lingkungan masyarakat yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sering kurang memperhatikan masalah nilai, moral atau segi-segi kemanusiaan. Hal demikian ini tidak luput dari falsafah mengenai pembangunannya itu sendiri, dalam menentukan pilihan antara orientasi produksi dengan motif ekonomi yang kuat dengan orientasi nilai yang menyangkut segi-segi kemanusian yang terkadang harus dibayar lebih mahal. Pembangunan ekonomi yang kurang merata menyebabkan masih banyak masyarakat miskin yang belum menikmati ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di negeri ini. Kemiskinan sendiri merupakan kelanjutan dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental untuk menggapai cita-cita menjadi masyarakat yang adil dan makmur.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari ilmu pengetahuan ?
2. Apa saja empat hal sikap yang ilmiah ?
3. Apa pengertian teknologi ?
4. Apa saja ciri – ciri fenomena teknik kepada masyarakat ?
5. Apa saja ciri – ciri teknologi barat ?
6. Apa pengertian ilmu pengetahuan, teknologi dan nilai kemiskinan ?
7. Apa saja ciri – ciri manusia yang hidup dibawah garis kemiskinan ?
8. Apa fungsi kemiskinan ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian ilmu pengetahuan
2. Untuk mengetahui empat hal sikap ilmiah
3. Untuk mengetahui pengertian teknologi
4. Untuk mengetahui ciri – ciri fenomena teknik kepada masyarakat
5. Untuk mengetahui ciri – ciri teknologi barat
6. Untuk mengetahui pengertian ilmu pengetahuan, teknologi dan nilai kemiskinan
7. Untuk mengetahui ciri – ciri manusia yang hidup dibawah garis kemiskinan
8. Untuk mengetahui fungsi dari kemiskinan


BAB II
PEMBAHASAN
1. ILMU PENGETAHUAN
1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat. 
Jadi, ilmu Pengetahuan adalah pengetahan yang mempunyai ciri, tanda dan syarat tertentu, yaitu: sistematik, rasional, empiris, umum dan kumulatif. 
Objek Ilmu Pengetahuan 
1. Objek materia: seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu. 
2. Objek forma: objek materia yang disoroti oleh suatu ilmu, sehingga membedakan ilmu satu dengan ilmu lainnya, jika berobjek materia sama. 
Pada garis besarnya, objek ilmu pengetahuan ialah alam dan manusia. 
Cabang Ilmu Pengetahuan 
• Ilmu Peng. Alam 
• Ilmu Kemasyarakatan 
• Ilmu Humaniora

1.2 Empat Hal Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimilikioleh seorang peneliti. Untuk dapat melalui proses penelitian yang baikdan hasil yang baik pula, peneliti harus memiliki sifat-sifat berikut ini.

1) Mampu Membedakan Fakta dan Opini 
Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sedangkan opini adalah pendapat pribadi dari seseorang yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya sehingga di dalam melakukan studi kepustakaan, seorang peneliti hendaknya mampu membedakan antara fakta dan opini agar hasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

2) Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan danArgumentasi
Peneliti yang baik selalu mengedepankan sifat rendah hati ketika berada dalam satu ruang dengan orang lain. Begitu juga pada saat bertanya, berargumentasi, atau mempertahankan hasil penelitiannya akan senantiasa menjunjung tinggi sopan santun dan menghindari perdebatan secara emosi. Kepala tetap dingin, tetapi tetap berani mempertahankan kebenaran yang diyakininya karena yakin bahwa pendapatnya sudah dilengkapi dengan fakta yang jelas sumbernya.

3) Mengembangkan Keingintahuan
Peneliti yang baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia selalu berusahamemperluas pengetahuan dan wawasannya, tidak ingin ketinggalan informasi di segala bidang, dan selalu berusaha mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin hari semakin canggih dan modern.

4) Kepedulian terhadap Lingkungan
Dalam melakukan penelitian, peneliti yang baik senantiasa pedul iterhadap lingkungannya dan selalu berusaha agar penelitian yang dilakukannya membawa dampak yang positif bagi lingkungan dan bukan sebaliknya.
Beberapa sikap ilmiah lainnya dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
1. Sikap ingin tahu : 
Apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
2. Sikap kritis : 
Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
3. Sikap obyektif : 
Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
4. Sikap ingin menemukan : 
Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya. Sikap menghargai karya orang lain, tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
5. Sikap tekun :
 Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan tidak akan berhenti melakukan kegiatan – kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
6. Sikap terbuka : 
Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
Lebih rinci lagi Diederich mengidentifikasikan 20 komponen sikap ilmiah yakni sebagai berikut : 
o Selalu meragukan sesuatu. 
o Percaya akan kemungkinan penyelesaian masalah. 
o Selalu menginginkan adanya verifikasi eksprimental. 
o T e k u n. 
o Suka pada sesuatu yang baru. 
o Mudah mengubah pendapat atau opini. 
o Loyal etrhadap kebenaran. 
o Objektif 
o Enggan mempercayai takhyul. 
o Menyukai penjelasan ilmiah. 
o Selalu berusaha melengkapi penegathuan yang dimilikinya. 
o Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan. 
o Dapat membedakan antara hipotesis dan solusi. 
o Menyadari perlunya asumsi. 
o Pendapatnya bersifat fundamental. 
o Menghargai struktur teoritis 
o Menghargai kuantifikasi 
o Dapat menerima penegrtian kebolehjadian dan, 
o Dapat menerima pengertian generalisasi


2. TEKNOLOGI
2.1 Pengertian Teknologi
Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering).
Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya. Definisi mengenai sains menurut Sardar (1987, 161) adalah sarana pemecahan masalah mendasar dari setiap peradaban. Tanpa sains, lanjut Sardar (1987, 161) suatu peradaban tidak dapat mempertahankan struktur-struktur politik dan sosialnya atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar rakyat dan budayanya.

2.2 Ciri – Ciri Fenomena Teknik kepada Masyarakat
1. Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang 
direncanakan dengan perhitungan rasional
2.   Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3.  Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara   
      otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis   
     menjadi kegiatan teknis
4.   Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5.   Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6.   Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan 
      dapat menguasai kebudayaan
7. Otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.

2.3 Ciri – Ciri Fenomena Teknologi Barat
1.  Bersifat Intensif pada semua kegiatan manusia
2.  Cenderung bergantung pada sifat ketergantungan
3.  Selalu berpikir bahwa barat adalah pusat dari segala teknologi



3. ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN NILAI KEMISKINAN
3.1 Pengertian Ilmu pengetahuan Teknologi dan Nilai Kemiskinan
o Ilmu Pengetahuan , yaitu sesuatu yang secara teratur diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif serta memiliki arti atau makna tersendiri bagi penerimanya.
o Teknologi , yaitu sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi.
o Nilai , yaitu sesuatu yang memiliki harga, menunjukkan kualitas.


3.2 Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, dan air minum, hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan kehormatan yang layak sebagai warga Negara. Kemiskinan merupakan masalah global.

3.3 Ciri – Ciri Manusia yang Hidup di bawah Garis Kemiskinan
Mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan, dll
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha
3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.

3.4 Fungsi Kemiskinan
1.     Kemiskinan menyediakan tenaga kerja untuk pekerjaan-pekerjaan kotor, tak terhormat, berat, berbahaya, namun dibayar murah. Orang miskin dibutuhkan untuk membersihkan got-got yang mampet, membuang sampah, menaiki gedung tinggi, bekerja di pertambangan yang tanahnya mudah runtuh, jaga malam. Bayangkan apa yang terjadi bila orang miskin tidak ada. Sampah bertumpuk, rumah dan pekarangan kotor, pembangunan terbengkalai, Banyak kegiatan ekonomi yang melibatkan pekerjaan kotor dan berbahaya yang memerlukan kehadiran orang miskin
2.      Kemiskinan memperpanjang nilai-guna barang atau jasa. Baju bekas yang tak layak pakai dapat dijual (diinfakkan) kepada orang miskin, termasuk buah-buahhan yang hampir busuk, sayuran yang tidak laku, Semuanya menjadi bermanfaat (atau dimanfaatkan) untuk orang-orang miskin.
3.     Kemiskinan mensubsidi berbagai kegiatan ekonomi yang menguntungkan orang-orang kaya. Pegawai-pegawai kecil, karena dibayar murah, mengurangi biaya produksi dan akibatnya melipat gandakan keuntungan. Petani tidak boleh menaikkan harga beras mereka untuk mensubsidi orang-orang kota.
4.     Kemiskinan menyediakan lapangan kerja. Karena ada orang miskin, lahirlah pekerjaan tukang kredit, aktivis-aktivis LSM yang menyalurkan dana dari badan-badan internasional, dan yang pasti berbagai kegiatan yang dikelola oleh departemen sosial. Tidak ada komoditas yang paling laku dijual oleh Negara Dunia Ketiga di pasar internasional selain kemiskinan.
• Memperteguh status sosial orang kaya.
• Bermanfaat untuk  jadi tumbal pembangunan. Supaya tidak menganggu ketertiban dan keindahan kota, pedagang kaki lima bila mengganggu lalulintas ditertibkan (ditangkap, dagangannya diambil, dan kerugiannnya tidak diganti).
Kalau kita menganut Teori Fungsionalis dari statifikasi (Davis), maka kemiskinan memiliki sejumlah fungsi, diantaranya :
1.      Fungsi Ekonomi
   Yaitu penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu.
2.      Fungsi Sosial
   Yaitu menimbulakan kebaikan spontan dan perasaan.
3.      Fungsi Kultural
Sumber inspirasi  kebijaksanaan teknokrat  dan sastrawan agar mengayomi    sesama manusia.
4.      Fungsi Politik
Berfungsi sebagai kelompok marginal yang bersaing dengan kelompok yang lain. Meskipun kemiskinan mempunyai fungsi bukan berarti kita menyetujui lembaga tersebut, oleh karena kemiskinanan  berfungsi maka harus dicarikan fungsi lain sebagai pengganti.


BAB III
PENUTUP


A. KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah sesuatu yang bertentangan. Teknologi diciptakan oleh manusia demi kesejahteraan umat manusia dan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan arti menciptakan, mencari kesenangan manusia, melindungi dari malapetaka, kelaparan, melindungi dari bahaya kekejaman alam serta memenuhi kebutuhan pokok manusia.Ilmu pengetahuan, teknologi serta kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas, sebab bagi siapa saja yang dapat menguasai IPTEK maka ia akan berkembang mengikuti era globalisasi yang sudah modern ini. Dan bagi siapa saja yang tidak menguasai IPTEK maka ia akan tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan teknologi di zaman ini.Bila di zaman yang modern ini masih ada masyarakat yang tertinggal dan tidak menguasai IPTEK maka mungkin saja masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan karena mereka masih menggunakan cara lama yang sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien lagi dizaman ini.


DAFTAR PUSTAKA
 
· http://cardcaptor-dyah39.blogspot.com/2011/11/tema-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
· http://arsenal-holic.blogspot.com/2012/12/tugas-8-isd-ilmu-pengetahuan-tekhnologi.html
· http://andre-yehezkiel.blogspot.com/2010/01/tugas-ke-3.html
· http://chacaatmika.blogspot.com/2011/09/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar