Laman

Senin, 07 April 2014

[CERMIN] Penanaman Sejak Dini

Bel Sekolah berbunyi, anak – anak kelas X, XI, XII memasuki kelas mereka masing – masing. Hari ini kelas Rio diadakan ujian Pendidikan Kewarganegaraan. Seperti biasa Rio duduk dibangku paling belakang. Rio memiliki kelompok atau yang lebih sering disebut dengan geng. Geng Rio bukanlah perkumpulan dari anak – anak baik. Mereka selalu melanggar semua peraturan sekolah dan menentang semua perkataan guru.
Kertas soal mulai dibagikan. Semua anak tampak serius dan mulai mengerjakan soal satu persatu. Rio mulai menoleh ke kanan dan ke kiri. Kedua tangannya berada di bawah laci meja dan siap menggapai sesuatu. Benar saja, Rio sudah menyiapkan buku catatan dan siap untuk menyalinnya ke lembar jawaban. Sesekali Rio menendang bangku yang ada didepannya dan meminta paksa agar anak yang ada di depannya mau memberikan jawaban pada Rio. Teman – teman satu geng Rio pun tak kalah curangnya, mereka saling bertukar jawaban dan berkiriman pesan lewat telepon genggam masing – masing.
Waktu ujian selesai, semua anak mengumpulkan kertas dengan tertib dan kembali ke bangku mereka masing – masing. Berbeda dengan Rio dan anggota gengnya. Mereka memotong antrian dan langsung keluar kelas menuju kantin. Sang guru pun sentak berteriak dan memarahi Rio dan kelompoknya. Namun tak satu pun dari mereka yang mau mendengarkan dan hanya menganggapnya angin lalu dan tetap melangkah meninggalkan kelas. Anak – anak lain pun tak bisa berbuat apa – apa, mereka sudah terbiasa melihat Rio dan kelompoknya bertindak seenaknya sendiri. Namun mereka juga kesal dan tidak suka selalu diganggu oleh kenakalan Rio dan teman. Pernah suatu waktu Rio menjahili teman sekelasnya sampai temannya itu menangis karena tertangkap  oleh guru meiliki bungkus rokok di dalam tasnya. Ketika itu memang sedang ada razia kelas mendadak dan Rio selalu membawa rokok kemanapun ia pergi. Karena tak mau ketahuan ia memasukkan bungkus rokoknya ke salah satu tas yangberada dibangku depan. Namun beberapa hari kemudian barulah ketahuan bahwa ternyata bungkug rokok tersebut adlah miliki Rio. Awalnya Rio sempat menyangkal, namun Rio akhirnya mengaku dan Rio pun mendapatkan hukuman dari sekolah untuk membersihkan toilet selama satu minggu. Meski begitu, ia tidak benar – benar jera dengan tingkahnya yang selalu melanggar peraturan – peraturan sekolah.
“Soto budhe, sama es teh manis ya”, Rio duduk dibangku kantin dengan rokok yang sudah ada ditangannya.
Semua penjual makanan di kantin sekolah sudah terbiasa dengan kehadiran Rio dijam – jam pelajaran seperti itu.
“Rio! Kamu Merokok di kantin lagi! Diam disitu!”, salah satu guru memergoki Rio dan teman – temannya yang sedang merokok di kantin.
Mereka langsung berlari, berusaha agar tak tertangkap lagi. Tak lama setelah aksi kejar – kejaran akhirnya mereka tertangkap juga. Mereka dibawa ke ruang kepala sekolah dan memutuskan untuk memanggil orang tua mereka. Rio dan teman – temannya tampak terkejut dan tak bisa berbuat apa – apa. Para guru mengancam akan mengeluarkan mereka jika orang tua mereka tidak datang, dengan alasan apapun.

            Cerita diatas menceritakan bahwa semua perbuatan pasti ada resiko yang harus kita tanggung. Jika saat muda saja sudah melakukan pelanggaran maka kedepannya mereka akan menganggap bahwa hal tersebut adalah hal yang biasa. Jika sudah seperti itu, bukan hanya akan merugikan diri sendiri bahkan orang lain pun akan merasakan dampak dari semua perbuatan mereka para pelanggar hukum. Oleh karenanya, penting halnya untuk sudah menanamkan sikap disiplin dan mengamalkan setiap sila pada Pancasila sejak dini. Mencontek atau berlaku curang adalah cikal bakal perbuatan korupsi atau kasus suap dikemudian hari jika tidak segera diperbaiki. 

[OPINI] Pemahaman Nilai - Nilai Pancasila bagi Mahasiswa

Pancasila. Masih ingatkah kalian berapa jumlah sila pada Pancasila? Apa saja nilai – nilai yang terkandung di dalamnya? Dan apakah kalian sudah mematuhi atau mengamalkan semua sila pada Pancasila?
            Meski kita sudah dikenalkan pada Pancasila sejak dari kita masuk sekolah dasar namun masih ada saja mahasiswa yang tidak memahami makna dari nilai – nilai Pancasila. Mungkin kita bisa menyebutkan kelima sila yang ada pada Pancasila, namun sedikit dari kita yang bisa menjelaskan makna dari sila – sila tersebut. Tujuan Pancasila sendiri diajarkan sejak dini agar membentuk manusia yang demokratis, jujur, menghargai pendapat dan perbedaan, serta membentuk pribadi yang suatu hari dapat memimpin bangsa dengan bijak dan memiliki norma serta moral yang baik. Seperti yang kita ketahui Pancasila merupakan pedoman hidup bangsa Indonesia, oleh karenanya jika kita memahami sila – sila dari Pancasila maka kita dapat dikatakan ikut membangun Indonesia dan mensejahterakan kehidupan rakyat. Kita sebagai penduduk Indonesia khususnya mahasiswa yang merupakan calon penerus bangsa, seharusnya bisa menjelaskan nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila. Jika kita sudah dapat menjelaskan makna yang terkandung dalam Pancasila dan kemudian mengamalkannya sudah pasti kita menjadi warga masyarakat yang baik, tertib akan aturan dan membangun bangsa Indonesia ini menjadi bangsa yang lebih baik lagi.
            Pada sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Maksudnya disini adalah kita dituntut untuk percaya dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing – masing dan memiliki toleransi dalam beragama, serta tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
            Pada sila kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Maksudnya disini adalah menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan, serta mengembangkan sikpa saling mencintai sesama manusia. Artinya adalah setiap manusia tidak boleh saling menyakiti, selalu menciptakan kerukunan dengan saling menghargai adanya perbedaan. Contoh lain, sebagai mahasiswa kita harus menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan kemanusaiaan, serta berani membela kebenaran dan keadilan. Dengan melakukan kegitan atau acara amal serta bakti sosial, tidak menutup – nutupi tindak kejahatan sudah menjadikan kita mahasiswa yang memahami dan mengamalkan nilai Pancasila.
            Pada sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia.  Maksudnya disini adalah memiliki rasa cinta kepada tanah air Indonesia, mampu dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, menjunjung Bhinneka Tunggal Ika dimana dengan tidak membedakan seseorang dari suku ras dan agamanya sehingga terciptalah persatuan.
Cinta kepada Indonesia bukan berarti kita hanya mempelajari semua tentang Indonesia dan menutup semua pengetahuan maupun berita tentang negara lain. Bukan berarti juga dengan kita memiliki semua barang dari Indonesia, memakan makanan yang hanya makanan dari Indonesia, maupun hanya mau berteman dengan orang Indonesia maka kita sudah dikatakan cinta kepada tanah air Indonesia. Melainkan kita diharuskan untuk tidak melupakan jasa – jasa pahlawan dan tetap menjaga Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat dan menghargai segala perbedaan yang ada. Tetap menerima budaya luar namun tidak meniru hal – hal yang memang tidak seharusnya ditiru.
            Pada sila keempat yang berbunyi Kerakyatan yang di pimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan. Maksudnya disini adalah tidak memaksakan kehendak orang lain, bermusyarawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama dan dalam mencapai mufakat dengan menghormati setiap keputusan atau hasil musyawarah.
Sebagai mahasiswa tentunya kita sudah sering melakukan diskusi ataupun musyawarah bersama. Hal tersebut dilakukan guna untuk melatih kita agar menghargai setiap pendapat yang dikeluarkan oleh teman – teman kita dan tidak mengejek atau mengolok – olok pendapat orang lain. Dari berbagai macam pendapat tadi kita juga diajarkan untuk menerima hasil mufakat dan menghormati pendapat tersebut. Tidak bertindak anarkis atau memaksakan kehendak orang lain agar sependapat dengan kita.
            Pada sila kelima yang berbunyi Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Maksudnya disini adalah dengan memiliki sikap adil terhadap sesama, menghormati hak orang lain dan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
            Dari masing – masing nilai pada Pancasila diatas jika dipahami dan diamalkan maka tidak akan ada yang namanya tawuran antar mahasiswa maupun pendemo yang anarkis seperti biasa kita lihat ditelevisi atau surat kabar. Mereka sampai menutup jalan umum maupun merusak dan membakar fasilitas negara. Hal tersebut tentunya sangat tidak bertanggung jawab dan mengganggu ketertiban umum. Sungguh sangat disayangkan memang, mahasiswa yang seharusnya menjadi bibit serta penerus bangsa justru bertindak tidak sesuai norma yang berlaku dimasyarakat. Jika dari sekarang kita mahasiswa Indonesia sudah mampu memahami dan mengamalkan nilai – nilai Pancasila maka kedepannya tidak akan ada lagi pejabat yang melakukan korupsi maupun suap seperti yang terjadi di Indonesia sekarang ini. Itu merupakan dampak dari tidak memahami nilai – nilai dari Pancasila.  

Dalam pemahaman nilai – nilai Pancasila juga dipengaruhi oleh berkembangnya globalisasi. Banyak mahasiswa yang terpengaruh oleh budaya barat. Hal tersebut tentunya membawa dampak buruk dan kalangan muda pun semakin melupakan nilai – nilai Pancasila. Bila hal tersebut terus berlanjut tanpa ada penanganan yang berarti maka dapat merusak kebiasaan dan adat istiadat masyarakat Indonesia. Masyarakat akan lebih bersifat individual dan tidak adanya rasa tenggang rasa maupun menghargai satu sama lain. Rasa kesatuan pun akan semakin terlupakan.  Mahasiswa kini harus lebih bekerja keras untuk lebih memajukan bangsa yang sekarang sudah semakin terpengaruhi budaya luar. Demi masa depan yang lebih baik dan meningkatkan fungsi Pancasila di Indonesia.